BAB 2
KONSEP DAN TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
(LEVEL OF PREVENTION)
Konsep
tingkat pencegahan penyakit ialah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum
kejadian dengan menggunakan langkah‐langkah
yang didasarkan pada data/ keterangan bersumber hasil analisis/
pengamatan/ penelitian epidemiologi.
2.1 Tingkatan pencegahan penyakit
a. Pencegahan
tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi kesehatan dan
pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab, lingkungan &
pejamu. Langkah pencegahaan di faktor penyebab misalnya, menurunkan
pengaruh serendah mungkin (desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan
insektisida) agar memutus rantai penularan. Langkah pencegahan di faktor
lingkungan misalnya, perbaikan lingkungan fisik agar air, sanitasi
lingkungan & perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di faktor pejamu
misalnya perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi.
Tujuan
pencegahan primer adalah mencegah awitan suatu penyakit atau cedera selama masa
prapatogenesis (sebelum proses suatu penyakit dimulai). Contoh pencegahan
primer antara lain, progam pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, proyek
rumah aman dan pengembangan personalitas dan pembentukan karakter.
Sayangnya
penyakit atau cedera tidak dapat selalu dicegah.penyakit kronis
khususnya,terkadang menyebabkan disabilitas (ketidakmampuan) yang cukup parah
sebelum akhirnya terdektesi dan akhirnya diobati.dalam hal ini, intervensi segera mencegah kematian atau
membatasi disabilitas.
b. Pencegahan
tingkat kedua (secondary prevention) seperti diagnosis dini serta
pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita / seseorang yang
dianggap menderita (suspect) & terancam menderita. Tujuannya
adalah untuk diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/
timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping &
komplikasi). Beberapa usaha pencegahannya ialah seperti pencarian penderita,
pemberian chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit
tertentu).
Tindakan
pencegahan skunder yang paling penting adalah skrining kesehatan. Tujuannya
bukan untuk mencegah terjadinya penyakit tetapi lebih untuk mendeteksi
keberadaanya selama masa pathogenesis awal, sehingga intervensi(pengobatan)
dini dan pembatasan disabilitas sudah dapat dilakukan. Tujuan skrining
kesehatan juga bukan untuk mendiagnosis penyakit, tujuannya adalah memilah
secara ekonomi dan efisien mereka yang kemungkinan sehat dari mereka yang
kemungkinan positif terjangkit penyakit.
c. Pencegahan
tingkat ketiga (tertiary prevention) seperti pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu. Tujuannya ialah
mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah parahnya penyakit juga
kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/
psikologis & sosial, serta melatih kembali,mendidik kembali, dan
merehabilitasi pasien yang mengalami disabilitas permanen. tindakan pencegahan
tersier mencakup tindakan yang diterapkan setelah berlangsungnya masa
patogenesis. terapi untuk pasien jantung merupakan contoh pencegahan tersier.
2.2 Pencegahan Penyakit Menular
2.2.1
Pencegahan Primer Penyakit Menular
Langkah-langkah pencegahan primer
penyakit menular dapat digambarkan dalan menggunakan mata rantai infeksi
seperti yang digambarkan diatas. Dalam model ini, startegi pencegahan tampak
dalam masing masing sambungan pada rantai pelaksanaan yang sukses dari setiap
strategi dapat dipandang sebagai kelemahan suatu sambungan,dengan tujuan akhir
memutus mata rantai infeksi, atau mengganggu siklus pencegahan penyebaran
penyakit. Contoh tindakan masyarakat antara lain klorinasi persediaan air,
pemeriksaan restaurant dan pasar bahan makanan eceran,dan progam imunisasi yang
mencakup semua penduduk.kedalamnya juga ditambahkan upaya personal dalam pencegahan
primer, misalnya cuci tangan, dan pemasakan makanan dengan benar.
2.2.2 Pencegahan Sekunder Penyakit Menular
Upaya pencegahan skunder yang
dilaksanakan oleh masyarakat terhadap penyakit menular biasanya ditunjukan
untik mengendalikan atau membatasi penyebaran suatu epidemi. Contohnya
pemeliharaan secara cermat catatan kasus dan melakukan investigasi kasus.
Terkadang upaya pengendalian skunder
penyakit ini dapat mengakibatkan isolasi dan karantina. Isolasi adalah pemisahan (selama masa penularan)orang atau binatang
yang terjangkit dari yang lainya untuk mencegah baik secara langsung ataupun
tidak lansuns penyebaran agens menular pada orang yang renta. Karantina adalah pembatasan kebebasan
bergeraak dari orang atau binatang sehat yang terpajan penyakit menular sampai
masa inkubasi berlalu. Upaya pengendalian lebih lanjut adalah desinfeksi, pembunuhan agens menular
diluar tubuh pejamu,dan pengobatan masal dengan antibiotik.terakhir program
pendidikan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan harus digunakan sebagai
upaya pencegahan primer maupun skunder.
2.2.3 Pencegahan Tersier Penyakit Menular
Upaya
pencegahan tersier mencakup upaya pemulihan infeksi, penyembuhan sampai sehat
total, dan kembali menjalankan aktifitas normal. Ditingkat komunitas, upaya pencegahan
tersier ditujukan untuk pencegahan kekembuhan suatu penyakit epidemic.
Pemusnahan yang tepat, pembalseman, dan pemakaman yang meninggal merupakan
contohnya. Pencegahan tersier dapat melibatkan pelaksanaan kembali upaya
pencegahan primer dan sekunder sebagai cara untuk mencegah munculnya kasus
lain. Contohnya, dibeberapa negara, misalnya, republic korea, penderita selesma
atau flu mengenakan masker tipis di tempat umum untuk mengurangi penyebaran
penyakit.
2.3 Pelaksanaan Upaya Pencegahan dalam
Pengendalian Penyakit Menular: AIDS
Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit progresif yang
disebabkan oleh infeksi human
immunodeficiency virus (HIV). Seseorang dapat terjangkit penyakit ini jika
berkontak dengan virus melalui aktivitas seksual, penggunaan obat intravena,
atau terpajan darah. Reservoir
virus HIV adalah populasi manusia yang terinfeksi, HIV biasanya meninggalkan
pejamu yang terinfeksi (reservoir) selama aktivitas seksual. Portal of exit-nya adalah saluran
urogenital. Penularan secara langsung dan terjadi saat cairan reproduksi atau
darah bertukar dengan cairan dan darah pejamu yang rentan. Namun, berkaitan
dengan kasus penggunaan jarum suntik, penularan terjadi secara tidak
langsungmelalui jarum (media) yang terkontaminasi.
Pemerikasaan cermat terhadap mata
rantai infeksi mengungkap bahwa upaya pencegahan dan pengendalian dapat
diidenfikasi pada setiap sambungan. Pathogen pada pejamu berpenyakit dapat
ditahan perkembangannya dengan menggunakan obat yang tepat. Diluar tubuh pejamu,
uapaya sterilisasi jarum dan media lain yang memungkinkan serta desinfeksi
permukiman dapat membunuh virus dan mengurangi kemungkinan penularan melalui
kontaminasi. Potal of exit (dan entry) dapat dilindungi dengan
menggunakan kondom. Penularan dapat dihentikan dengan tidak melakukan aktivitas
seks atau dengan menguranginya.
2.4 Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Baik individu maupun masyarakat
dapat memberikan kontribusi bermakna dalam pencegahan dan penedalian penyakit
berpenyebab ganda. Masyarakat dapat menyediakan lingkungan yang
pro-kesehatan-fisik, ekonomi, dan sosial yang di dalamnya setiap orang akan
lebih mudah mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi.
2.4.1 Pencegahan Primer Penyakit Tidak
Menular
Upaya pencegahan primer untuk
penyakit tidak menular mencakup persediaan makanan dan energy yang adequate,
kesempatan yang baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan perumahan dan layanan
komunitas yang efisien. Selain dasar-dasar tersebut, komunitas harus
menyediakan program promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, layanan
kesehatan dan medis, dan perlindungan terhadap bahaya lingkungan pekerjaan.
Setiap individu dapat mempraktikan
upaya pencegahan primer dengan mendapatkan tingkat pendidikan yang tinggi yang
mencakup pengetahuan tentang kesehatandan penyakit dan perjalanan penyakit
anggota keluarga lain. Secara khusus, individu harus mengambiltanggung jawab
dalam hal makan dengan tepat, olahraga yang cukup, mempertahankan berat badan
yang sesuai , dan menghindari penggunaan berlebih berakohol dan obat-obatan
lain. Masing-masing individu juga dapat melindungi dirinya dari cedera dengan
mengenakan sabuk pengaman, kacamata pengaman, dan lotion tabir surya.
2.4.2 Pencegahan Sekunder Penyakit Tidak
Menular
Upaya pencegahan sekunder yang dapat
dilakukan masyarakat mencakup pelaksanaan skrining massal untuk penyakit
kronis, upaya penemuan kasus, dan penyediaan tentang fasilitas, perlengkapan,
dan tenaga kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Tugas individu di dalam
pencegahan sekunder mencakup skrining pribadi, misalnya periksa sendiri
payudara atau testis (untuk kanker pada organ tersebut), bemocult test (untuk
kanker kolon dan rektum), dan skrining medis seperti pap test (untuk kanker
servik), tes PSA untuk kanker prostat, mammografi dan skrining untuk diabetes,
glukoma, atau hipertensi. Keikutsertaan dalam skrining kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan dan gigi secara rutin merupakan langkah awal dalam
pencegahan sekunder untuk penyakit tidak menular. Langkah-langkah itu harus
diikuti dengan diagnosis pasti dan pengobatan segera untuk penyakit apapun yang
terdeteksi.
2.4.3 Pencegahan Tersier Penyakit Tidak Menular
Upaya
pencegahan tersier bagi masyarakat mencakup ketersediaan fasilitas,layanan, dan
tenaga medis kedaruratan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang di
dalamnya upaya pencegahan primer dan sekunder sudah tidak ampuh. Contohnya
mencakup layanan ambulan rumah sakit, dokter dan dokter bedah, perawat, dan
tenaga professional kesehatan yang lain.
Pencegahan tersier bagi individu
kerap membutuhkan perubahan perilaku atau gaya hidup yang signifikan. Contohnya
mencakup kepatuhan mengikuti pengobatan yang diresepkan, program olahraga, dan
diet. Contoh, seorang pasien serangan jantung dapat mengikuti program
pendidikan dan konseling gizi dan di dorong untuk perpartisipasi dalam program
olahraga berpegawas sehingga dapat memaksimalkan penggunaan kemampuan yang
tersisa. Kegiatan tiu dapat membawa pasien kembali meneruskan pekerjaannya dan
mencegah serangan jantung kedua. Untuk tipe tertentu masalah kesehatan tidak
menular, misalnya masalah yang melibatkan penyalahgunaan zat, kedatangan yang
rutin pada pertemuan kelompok pendukung atau sesi konseling dapat menjadi satu
bagian penting dalam program pencegahan tersier.
2.5 Penerapan upaya pencegahan dalam
pengendalian penyakit tidak menular: CHD
Walaupun mengalami kemajuan yang
sangat pesat,penyakit jantung coroner(CHD) tetap menjadi pembunuh nomor 1 di
amerika. Mengurangi angka kematian akibat CHD merupakan salah satu tujuan
khusus healthy people 2010 .banyak
faktor yang berperan dalam risiko seserang mengalami penyakit ini. baik
masyarakat maupun individu dapat berperan dalam pencegahan CHD.
Aturan Masyarakat
masyarakat harus menyadari
pentingnya pencegahan penyakit cara yang sangat tidak efektif dan paling mahal
untuk memberikan pertolongan pada pasien CHD.
Walaupun perubahan perilaku
seseorang memegang prospek terbaik didalam penurunan angka prevalensi penyakit
jantung di negara ini, masyarakat dapat memberikan lingkungan yang dapat mendukung
perubahan perilaku tersebut. Contoh,masyarakat dapat mendukung pembatasan area
merokok dan dapat memberikan pesan yang jelas bagi kaum muda bahwa merokok
merusak kesehatan.komunitas juga dapat menyediakan kesempatan yang memadai
untuk pelaksanaan skrining kesehatan terhadap faktor faktor resiko seperti
hipertensi dan kadar kolesterol serum. Olahraga dapat mengurangi obesitas dan
meningkatkan high density lipoprotein
(HDL) dalam darah, yang pada giliranya menurungkan resiko serangan jantung.
Aturan Indivisual
Faktor-faktor risiko untuk CHD
sangat banyak. Beberapa faktor risiko tersebut tidak dapat dimodifikasi,
sementara faktor risiko yang lain dapat dimodifikasi (dikurangi) untuk
meningkatkan kesehatan seseorang. Setiap orang dapat meningkatkan kekebalannya
terhadap CHD dengan mengetahui perbedaan antara tipe-tipe faktor risiko dan
dengan mengadopsi perilaku yang dapat mencegah atau menunda awitan CHD.
Faktor risiko taktermodifikasikan
untuk CHD antara lain, ras, jenis kelamin, tipe kepribadian,usia, dan laju
metabolik basal. Yang juga diwariskan adalan kadar awal kolesterol serum
seseorang. Dengan begitu, anak yang orangtuanya memiliki kadar kolesterol serum
tinggi termasuk dalam kelompok yang berisiko untuk kadar yang sama tingginya,
apapun dietnya.
Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
BalasHapus